Archive for the inovasi Category

“Sing Like A Star” Modal Menjadi Bintang: Percaya Diri

Posted in inovasi on April 4, 2008 by jazzmuziek

Jakarta – ”Waktu MTV VJ Hunt, di Bandung, ada orang yang ikut dua kali casting, lucu banget. Tapi, dia tidak bisa menjadi seorang VJ (video jockey). Dia sekarang terkenal banget, namanya Aming. Dia nggak bisa bernyanyi, tapi dia punya sesuatu, dia punya bakat lain,” kata Cipta Panca Laksana, Production Manager Global TV.


Mungkin tidak ada yang pernah menyangka bahwa laki-laki yang kini selalu muncul di Extravaganza itu pernah berjuang keras untuk muncul di layar kaca melalui ajang pencarian bakat itu. Sayangnya, Aming memang tidak memiliki bakat menjadi VJ, dan sayangnya lagi, belum ada wadah untuk orang-orang seperti Aming saat itu.
Seorang contoh lain berasal dari Amerika Serikat, William Hung, kontestan American Idol musim ketiga. Ia tidak bisa bernyanyi, berdansa atau apa pun bakat yang diinginkan kontes yang melahirkan Kelly Clarkson itu.
“Kamu tidak bisa bernyanyi, kamu tidak bisa berjoget, lalu kamu ingin saya mengatakan apa?” kata Simon Cowell, si ketua juri ketika Hung yang dengan percaya dirinya membawakan “She Bangs” Ricky Martin.

Baca lebih lanjut

Penyimpan Portabel Modis

Posted in inovasi on Maret 27, 2008 by jazzmuziek

Selasa, 18 Desember 2007 | 09:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:

Hanya selang sehari setelah peluncuran hard disk satu terabita dari Hitachi, Memorex meluncurkan produk penyimpan data portabel bernama Ultra TravelDrive di pameran elektronik Consumer Electronic Show, yang digelar di Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat, Januari lalu. Bulan ini produk buatan perusahaan asal Cerrito, California, itu sudah bisa didapatkan di Indonesia.

Ultra TravelDrive adalah alat penyimpan yang menggunakan teknologi hard disk drive 2,5 inci, sehingga bentuknya kompak dan mudah dibawa ke mana-mana. Meski kecil dan gampang ditenteng, alat penyimpan ini berkapasitas 120 gigabita dan 160 GB.

Lumbung data sebesar itu sudah cukup untuk menampung sekitar 53 ribu file foto JPEG, file musik yang dapat dimainkan hingga 116 hari nonstop, atau 13 jam rekaman kamera DV yang tidak dikompres. Semuanya tersimpan di kotak mini yang lebih besar sedikit daripada kotak penyimpan kacamata itu. Bobotnya pun hanya seperempat kilogram.

Tampilannya sangat stylish dan ergonomis. Sekilas bentuknya mirip buku agenda. Sudutnya terbuat dari bahan karet warna hitam yang bergerigi, sehingga tak akan licin dan mencelat saat pengguna mencengkeram dan mendekapnya. Ia hadir dengan warna sampul kecokelatan (metallic charcoal). Baca lebih lanjut

Tertangkapnya Penjiplak Musik

Posted in inovasi on Maret 26, 2008 by jazzmuziek

Selasa, 06 Maret 2007 | 11:39 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kalangan musik klasik di Inggris tentu tak asing dengan nama Joyce Hatto. Ia adalah pianis perempuan Inggris terkenal, yang meninggal tahun lalu akibat penyakit kanker. Untuk menggambarkan bakat musiknya, Jeremy Nicholas, seorang kritikus, menyebutnya sebagai salah satu “pianis terbesar Inggris” yang pernah hidup.

Setidaknya ada 100 rekaman permainan Hatto yang telah diterbitkan oleh perusahaan rekaman milik suaminya, William Barrington-Coupe, termasuk karya-karya sulit, seperti Transcendental Etude (Franz Liszt), etude lengkap Frederik Chopin yang diaransemen oleh Leopold Godowsky, dan beberapa concerto dari Sergei Rachmaninov.

Permainan Hatto juga mengundang decak kagum kritikus. “Bahkan pada repertoar yang menakutkan sekalipun, keseimbangannya saat memainkan piano mengundang kekaguman. Pianonya menghadirkan kehangatan, kecintaan, dan kemanusiaan ke hadapan Anda, setiap saat,” ujar Bryce Morrison, kritikus dari majalah musik klasik ternama, The Gramophone. Baca lebih lanjut

Revolusi Ketiga Musik Digital

Posted in inovasi on Maret 26, 2008 by jazzmuziek

Selasa, 12 Juni 2007 | 09:36 WIB

TEMPO Interaktif, Palo Alto, California:

Ketika musik digital berformat MP3 masuk Internet, para penggemarnya bisa saling berbagi musik koleksi mereka–yang ditransfer dari cakram padat rekaman atau sumber lainnya–melalui jaringan pertukaran file peer-to-peer. Yang paling ramai kala itu adalah Napster.com, yang para penggunanya bisa berbagi musik tanpa harus mengeluarkan sepeser uang pun. Tapi kepopuleran Napster harus berakhir karena dianggap melanggar hak cipta.

Sebagai gantinya, muncul layanan penyedia musik digital berbayar. Sebut saja Insound, Rhapsody, dan Apple iTunes Music Store. Yang terakhir ini menjadi favorit berkat peranti pemutar musik digital yang cantik desainnya lagi laris manis di pasar: Apple iPod. Peranti ini hanya bisa memutar sejumlah file yang diunduh dari iTunes Store memakai aplikasi iTunes dengan bantuan komputer.

Keterbatasan itu mungkin menyadarkan para pengguna iPod untuk mulai menggerakkan revolusi ketiga musik digital. Dan, melalui Lala.com, revolusi itu sudah di depan mata. Apalagi gerakan ini didukung oleh perusahaan rekaman besar, seperti Warner Music Group. Baca lebih lanjut

Sambil Menyelam Mendengarkan Musik

Posted in inovasi on Maret 26, 2008 by jazzmuziek

Kamis, 14 Juni 2007 | 09:44 WIB

TEMPO Interaktif, Livermore, California:

Sambil menyelam minum air. Bagi perenang seperti Richard Sambera atau Elsa Manora Nasution, peribahasa itu sudah sangat kerap dilakukan. Seteguk-dua teguk air kolam renang sempat mereka cicipi saat beraksi di lintasan. Lain lagi bila peribahasa itu diganti menjadi “sambil menyelam mendengar musik”.

Ini bukan mengada-ada, karena kini para penggemar musik yang punya hobi berenang atau menyelam dapat melakukan kedua aktivitas itu secara bersamaan. Mereka dapat berenang atau melakukan skin diving sambil tetap mendengar Sugar Ray mendendangkan lirik: We’ll take a swim in the deep blue sea, melalui pemutar MP3.

Maka tak aneh bila pemutar MP3 bawah air buatan perusahaan spesialis peralatan renang Finis Inc. itu diberi nama SwiMP3 (berasal dari kata “swim”). Tak seperti aksesori H20 Audio, yang hanya menyediakan kotak tahan air untuk pemutar iPod atau iRiver, SwiMP3 memang benar-benar pemutar MP3 yang didesain tahan air hingga kedalaman tiga meter.

Pemutar ini menggunakan teknologi konduksi tulang, yang juga diterapkan pada alat bantu pendengaran. Artinya, tulang manusia digunakan sebagai media untuk menyampaikan gelombang suara. Suara yang dihasilkan disalurkan melalui alat pendengar yang ditempelkan pada tulang pipi di dekat telinga. Suara tersebut akan langsung merambat ke telinga bagian dalam. Baca lebih lanjut

Audio Mobil Punya USB

Posted in inovasi on Maret 26, 2008 by jazzmuziek

Senin, 15 Oktober 2007 | 18:19 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:

Bisa jadi era cakram padat (CD) di audio mobil segera berakhir. Betapa tidak, Blaupunkt, manufaktur peralatan elektronik Jerman, pada awal pekan ini mengumumkan dua model terbaru dari jajaran car stereo-nya, yakni Kingston MP47 dan Hamburg MP57. Keduanya memiliki port USB–universal serial bus. Ini memungkinkan pengguna memindahkan atau memainkan langsung koleksi musik digital dari media penyimpanan portabel, seperti flash drive atau hard disk eksternal.

Perusahaan berlogo titik biru (blau = biru, punkt = titik) yang berdiri pada 1923 ini sebelumnya telah mengembangkan model sistem audio mobil bermedia penyimpanan kartu memori flash Secure Digital/MMC, yakni model Blaupunkt Melbourne SD27. Tapi, bagi penggila musik, kapasitas memori berapa pun tidaklah cukup. Tapi Blaupunkt tak benar-benar membunuh CD. Buktinya, pada Kingston dan Hamburg masih tersedia CD transport yang dapat memainkan file MP3 dan WMA yang berbasis CD-R/RW.

Dengan port USB, Kingston dan Hamburg memberikan kesempatan bagi pengguna mendengarkan musik hampir tanpa henti yang tersimpan di media penyimpanannya. Menurut Blaupunkt, Kingston dan Hamburg diperuntukkan bagi penggila musik dan multimedia yang benar-benar membutuhkan konektivitas dan keluwesan untuk memodifikasi sistem audio mobil mereka. Baca lebih lanjut

Layanan Musik Berbasis Web dari Napster

Posted in inovasi on Maret 26, 2008 by jazzmuziek

Kamis, 18 Oktober 2007 | 08:55 WIB

TEMPO Interaktif, Los Angeles:

Perusahaan musik berlangganan, Napster Inc., kemarin meluncurkan layanan musik berbasis web. Layanan bernama Napster 4.0 itu memungkinkan pelanggan mendengarkan musik di komputer mana pun tanpa perlu mengunduh peranti lunak.

“Peluncuran Napster 4.0 merefleksikan semangat inovasi Napster, kami ingin membuat pelanggan kami menemukan cara baru menikmati musik dan berpartisipasi dalam komunitas pencinta musik,” kata bos Napster, Chris Gorog, di Los Angeles kemarin.

Napster 4.0–bisa dinikmati secara berlangganan seharga US$ 10-15 per bulan–bekerja pada komputer pribadi ataupun Macintosh, yang menjalankan browser Internet Explorer atau Firefox.

Dengan bayaran sebesar itu, pelanggan sudah bisa mengakses 5 juta track koleksi Napster secara online tanpa peranti lunak tambahan. Fasilitas tambahan adalah Napster automix, semacam tool untuk mendengarkan musik, serta akses pada beberapa content eksklusif Napster. Baca lebih lanjut

Nostalgia Pemutar Audio

Posted in inovasi on Maret 26, 2008 by jazzmuziek

Senin, 29 Oktober 2007 | 10:48 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:

Tak hanya rumah mode yang bisa meluncurkan produk retro alias pakaian atau mode yang kondang puluhan tahun silam. Dunia elektronik pun memiliki produk model retro tapi berteknologi terbaru.

Yamaha menerobos pasar audio/video (yang didominasi produk berdesain futuristik atau minimalis fungsional) dengan menghadirkan produk pemutar lagu format cakram kompak dan MP3 bernama CD-S2000 serta amplifier A-S2000.

Keduanya tampil dengan desain audio deck zaman baheula: tubuhnya kotak persegi dan bergaris kaku. Tubuh besar dan berat dihiasi tombol serta knob yang besar-besar. Yamaha mendesainnya dengan dua pilihan warna, yakni hitam dan perak.

Yamaha tampaknya membidik pasar kaum tua yang ingin bernostalgia dengan produk audio/video pada masa 1980-an. Meski bentuknya seperti ketinggalan zaman, kedua perangkat itu dipasangkan dengan teknologi terbaru. Baca lebih lanjut

Si Hitam untuk Video Definisi Tinggi

Posted in inovasi on Maret 26, 2008 by jazzmuziek
 

Kamis, 15 November 2007 | 10:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:

Kapten Jack Sparrow bergelayutan lincah di temali layar kapal Black Pearl. Para kaum tak bisa mati yang memusuhinya tampak beringas, bernafsu menghabisi nyawa si kapten bajak laut nan tengil itu.

Secuil adegan film The Pirates of the Caribbean tersebut tampak begitu jernih di layar televisi 52 inci. Adegan berkelahi dan dentuman meriam menggelegar bak terjadi di sekitar kita saja.

Itulah demo pemutar cakram Blu-ray terbaru keluaran Samsung di Jakarta, awal pekan lalu. Pemutar BD-P1400 itu diluncurkan bersamaan dengan televisi high definition (HD) F8, yang memiliki rasio kontras 25.000 berbanding satu. Baca lebih lanjut

Piano Berinternet

Posted in inovasi on Maret 26, 2008 by jazzmuziek

Selasa, 22 Januari 2008 | 10:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:

Dari sebuah monitor, Edhisher Savitski dapat melihat dirinya bermain piano di rumahnya di South Bend, Indiana, Amerika Serikat. Tapi dia juga bisa memainkan piano yang ada di Midtown Manhattan, negara bagian lain yang terpisah jauh dalam jarak. Ini dimungkinkan dengan teknologi yang sedang dikembangkan Yamaha Corp., bernama Remote Lesson.

Layanan ini mensyaratkan adanya piano yang bisa terkoneksi ke Internet. Yamaha menyediakannya dalam model Disklavier Mark IV, yang harganya US$ 18-160 ribu per unit. Piano ini memiliki media penyimpanan sebesar 80 gigabita dan terkoneksi dengan Internet kecepatan tinggi via Wi-Fi melalui fiturnya, Internet Direct Connection.

Piano Disklavier adalah hibrida dari piano akustik dan digital yang pertama diperkenalkan Yamaha pada 1986. Inti dari Disklavier adalah sebuah sistem piano yang menggunakan solenoid-solenoid<> mekanis-listrik dan sebuah rangkaian sensor optik terhubung ke light-emitting diode, yang memungkinkannya memainkan nada-nada dan pedal yang bekerja independen, tanpa perlu pemain. Baca lebih lanjut