Persembahan Jazz

Posted in musik jazz on Agustus 8, 2008 by jazzmuziek

Rabu, 06 Agustus 2008 | 21:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Duo musisi jazz dunia, Michael Paulo dan Pauline Wilson akan mempertunjukkan kebolehan mereka bermusik di Moonlight House of Rhythm, Pavilion Apartment Retail Arcade, Jakarta, malam ini (6/8).

Michael dan Pauline akan tampil selama empat hari berturut-turut, sejak Rabu (6/8) malam. Setiap malamnya terdiri dari dua sesi, yakni pukul 19.30-20.45 dan 21.30-22.30 WIB. Khusus untuk malam pertama, kedua musisi asal Amerika itu akan berkolaborasi dengan harpais, Maya Hasan.

Michael adalah peniup saksofon yang kerap tampil di ajang Java Jazz Festival. Reputasiya di dunia jazz bermula sejak akhir 1970an yang bermula di Hawaii. Ia telah berkolaborasi dengan banyak musisi handal lainnya. Diantaranya adalah Al Jarreau, Jeff Lorber, David Benoit, Rick Braun, dan lainnya. Baca lebih lanjut

Bersaing Jadi Idola Cilik

Posted in musik pop-R n B-rock on Juli 30, 2008 by jazzmuziek

Rabu, 09 Juli 2008 | 14:54 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: — Setelah bertarung dalam arena pentas Idola Cilik di RCTI, kini hanya Angela dan Kiki yang bertahan. Memasuki babak final, dua kandidat penyanyi cilik ini berjuang memperebutkan gelar sebagai idola cilik pertama di Indonesia. Bukan cuma tenar, tapi dapur rekaman telah menanti mereka untuk membuat album perdana.

Selain tampil sebagai penyanyi cilik, para finalis Idola Cilik akan diajak main film dan sinetron musikal produksi RCTI. “Finalis akan tetap dipelihara biar eksis,” ujar Harsiwi, Direktur Program Idola Cilik, dalam jumpa pers di Jakarta, Senin lalu.

Babak final Idola Cilik bakal digelar pada Sabtu, 12 Juli, sore di MGK Kemayoran, Jakarta, dan Rapor Idola Cilik pada Sabtu, 19 Juli sore. Konsep babak final pun dibuat spektakuler dengan tema ratu dan raja. “Angel dan Kiki akan menjadi ratu dan raja sehari,” ujarnya. Baca lebih lanjut

Stok Lama, Rasa Baru

Posted in musik pop-R n B-rock on Juli 30, 2008 by jazzmuziek

Kamis, 17 Juli 2008 | 16:35 WIB

TEMPO Interaktif, : Kemunculan band rock era zaman dulu di Jakarta Rock Parade (JRP) pekan lalu menghadirkan sebuah nostalgia tersendiri. Grup musik yang dikira telah bubar nyatanya masih bergaung seperti dulu kala. Bahkan dengan mantap mereka mempromosikan album baru yang tengah mereka garap diam-diam.

Grup musik rock Apotik Kali Asin (AKA) era 1969, misalnya, mengaku bakal bikin album baru. Berkesempatan manggung di JRP, personel AKA asli yang nongol hanyalah Ucok Harahap. Adapun mantan personel AKA lainnya, seperti Syech Abidin (drum/vokal), Soenata Tanjung (guitar utama/vokal), dan Arthur Kaunang (bas), tidak kelihatan. Malam itu Ucok didampingi pemain cabutan beberapa band lama, seperti Pungky dari Andromeda, Baby Yos (bas), Erwin dari Spider (vokal), Dody dari Reaktor (drum), dan Pardi dari Gombloh (gitar).

Meski begitu, kakek berusia 69 tahun ini masih yahud bermain keyboard. Walau harus membuka buku catatannya, Ucok masih prima, apalagi gaya pakaiannya yang nyentrik menyita perhatian penonton. Baca lebih lanjut

Melodi Shamisen

Posted in tradisional on Juli 30, 2008 by jazzmuziek

Rabu, 30 Januari 2008 | 15:26 WIB

Duduk sendirian di bangku tanpa sandaran di atas panggung, Kazuhiro Fukui asik memetik alat musik shamisen. Sembari memejamkan mata, pria 29 tahun ini memainkan melodi-melodi dengan tempo cepat. Petikan jari yang bertenaga pada tiga senar shamisen menghasilkan nada yang mengentak-entak.

Setelah lagu pertama yang berjudul Tsugaru Aita Bushi itu dimainkan, sekitar 200 penonton di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, memberikan aplaus meriah. Penampilan Kazuhiro dengan shamisen-nya yang digelar oleh Japan Foundation pada Kamis malam lalu itu begitu menyita perhatian.

Alat petik shamisen yang dimainkan Kazuhiro adalah jenis tsugaru shamisen. Alat musik ini banyak dimainkan di sebelah utara Jepang. Awalnya, alat musik ini dibawa dari jazirah Arab pada abad ke-16. Setelah melalui Cina dan Korea, alat tersebut tiba di Jepang.

Pada zaman Edo (1603-1868), tsugaru shamisen dimainkan pada pertunjukan hiburan rakyat semacam teater dan drama boneka Jepang yang disebut kabuki dan bunraku. Hasilnya, popularitas tsugaru shamisen semakin meningkat dan ditetapkan menjadi salah satu alat musik tradisional Jepang.
Baca lebih lanjut

Musik Segar Holy City

Posted in musik pop-R n B-rock on Juli 30, 2008 by jazzmuziek

Jum’at, 02 Mei 2008 | 10:27 WIB

TEMPO Interaktif, : Di ruang gelap berukuran 20 x 20 meter itu terpampang lukisan Agum Gumelar bersama istri. Agum mengenakan pakaian dinas lengkap dengan baret merah di kepala, senyumnya mengembang. Di sudut ruangan, di atas panggung setinggi 40 sentimeter, sekelompok anak muda memainkan musik. Mereka adalah grup band indie, Holy City Rollers.

Jumat malam lalu, bertempat di rumah Agum, yang juga sebagai kantor BlackMorse Record di Jakarta, Holy City meluncurkan paket album premium perdananya yang diikuti penampilan di panggung. “Ini acara rumah. Bebas kok,” kata bos BlackMorse, Haris Khaseli, yang juga putra Agum.

Sekitar 100 tamu undangan tampak menikmati malam itu. Selain makanan gratis yang disediakan panitia, musik yang dihidangkan boleh dibilang segar. Sebelum Holy City tampil, terlebih dulu dua band pembuka meramaikan suasana, yakni Red Voltus (Bogor) dan Lull (Surabaya). Mereka adalah band-band independen yang baru merangkak ke dunia.

Penampilan Holy City, yang terdiri atas Mesa (vokal dan gitar), Andre (bass), Andrew (gitar), Soma (synthesizer), serta Shada (drum), malam itu cukup mumpuni. Musiknya diyakini membuat orang tidak kuasa untuk tidak bergoyang. Berbagai genre musik dipadu dalam satu grup indie yang terbentuk pada 2006 ini, seperti rock, alternatif, pop, hingga ritmik ska-reggae. Baca lebih lanjut

Gambus Jawa

Posted in tradisional on Juli 30, 2008 by jazzmuziek

Jum’at, 25 Juli 2008 | 14:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:
Panggung terasa aneh untuk sebuah pertunjukan musik gambus. Ada sosok kepala burung garuda. Ditopang bilah bambu, ia berdiri gagah di antara beragam alat musik Jawa, seperti kendang, siter, gong, kenong, dan kempul. Sosok lelaki bertubuh besar, ada di antaranya. Sebuah syair lalu mengalun dengan cengkok bahasa Tegalan, berselang-seling dengan Surakartanan.

Garuda Pancasila adalah kekuatan nurani kebangsaan kita
Ia dilahirkan dari nilai-nilai universal yang muncul di jagad ini…
Tapi Sang Garuda Pancasila pun tak lagi terbang tinggi
Sangkar emasnya kelihatan berkarat
Matanya menatap sayu melihat rakyat Indonesia terbelenggu dalam pikiran yang terkotak-kotak dan mulai terpecah-pecah…

Slamet Gundono melantunkan syair itu bersama penari gambyong, Nyi Ida, di Teater Arena, Kompleks Taman Budaya Jawa Tengah, Surakarta, Sabtu lalu. Ia tampil bersama kelompok yang digawanginya, Komunitas Gambus Jawa. Slamet mengemas pertunjukan itu dalam tema besar “Konser Garuda Pancasila”. Baca lebih lanjut

Spirit Jazz Aceh

Posted in musik jazz on Juli 30, 2008 by jazzmuziek

Minggu, 27 Juli 2008 | 17:52 WIB

TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Jumat malam, 18 Juli. Daniel E Perell tak tahan sekedar duduk diam di ruang pertunjukan. Malam kian larut, saat ia mulai mengoyangkan kepala, kaki dan bertepuk tangan untuk para pemain piano, bass, guitar, clarinet dan saxophone yang mengiringi Ayi Puspita Handayani, 25 tahun, pelantun lagu milik The Groove berjudul Dahulu.

“Hari ini saat yang kunanti/satu malam bertemu denganmu/tiada pernah coba kau lupakan”

Di atas pentas tanpa gemerlap cahaya lampu dan dekorasi, gadis setengah menari. Tangannya digerakkan menyerupai ombak dan menarik pelan mikropon yang seakan mengincar bibirnya. Puluhan penonton yang berada di sisi kiri pangung spontan berdiri, melantunkan lirik lagu dan berdendang bersama. Tak hanya muda-mudi Aceh dalam kerumunan itu, tapi juga warga negara asing para pekerja kemanusian.

“Ini kesempatan baik untuk musisi Aceh mengekspresikan musiknya,” kata Parell, pemuda asal Boston, Amerika Serikat, diujung Khanduri Jazz. Khanduri dalam bahasa Aceh berarti santap bersama.

Ini memang bukan kenduri yang jamak dilakukan masyarakat Aceh. Tak ada gelimangan makanan, yang ada hanya nada. Tiket seharga Rp 55.000 memang terbilang mahal untuk ukuran pagelaran musik bertaraf lokal, namun tak tersia. Gedung Sultan II Selim, Ruang Confrence, Aceh Community Centre yang berkapasitas 300 pengunjung penuh. Sebagaian penonton rela duduk di tanga dan lantai. Baca lebih lanjut

Nial Djuliarso ke Final Kompetisi Jazz di AS

Posted in musik jazz on April 9, 2008 by jazzmuziek

Rabu, 09 April 2008

Pianis Indonesia yang baru saja tampil pada Java Jazz 2008 di Jakarta, Nial Djuliarso, terpilih sebagai finalis kompetisi kelompok jazz di San Fransisco, AS. Festival bertajuk Generations International Competition for Emerging Combos ini diusung International Center for the Arts (ICA)-San Francisco State University.

Nial dan ketiga rekannya yang tergabung dalam Nial Djuliarso Quartet, yaitu Bruce Harris (terompet), Yasushi Nakamura (bass), dan Carmen Intorre (drum), akan bertanding melawan kelompok jazz beranggotakan enam musisi, Meaningtone, pada 15 Mei 2008.

Kedua band jazz yang sama-sama berasal dari New York itu akan memperebutkan beasiswa selama satu tahun di San Fransisco dan selama periode tersebut mereka akan mendapatkan pelatihan dari para musisi mentor yang telah menggabungkan diri mereka menjadi band yang dinamai The Generations.

Menurut panitia, Nial Djuliarso Quartet dan Meaningtone akan berangkat pada pertengahan Mei ke San Fransisco, dan selama beberapa hari mereka akan mengikuti bengkel jazz oleh para mentor. Pada puncaknya, yaitu 15 Mei malam, kedua kelompok musik jazz asal New York itu tampil dalam acara Battle of the Combos di Yoshi`s, klub jazz yang berada di kawasan jazz terkemuka di San Fransisco. Baca lebih lanjut

Konser Keajaiban Cinta” Addie MS

Posted in klasik on April 9, 2008 by jazzmuziek

Jakarta – Tidak banyak pasangan melakukan konser bersama, apalagi untuk sebuah perayaan ulang tahun pernikahan. Adalah Addie MS dan Memes yang merayakan ulang tahun ke-20 pernikahan mereka berada di antara yang sedikit itu. Pasangan yang menikah pada 13 September 1987 ini akan menjadi bintang “Konser Keajaiban Cinta” di Balai Sarbini, Jakarta, 17 Januari mendatang. Buat Addie MS, konser ini merupakan hadiah kedua untuk Memes setelah beberapa waktu lalu, ia membuatkan lagu khusus, “Mutiara Hatiku”. Lagu yang terdapat di album terbaru Memes, Miracle, ini menjadi single pertama dari delapan lagu yang ada. Lagu tersebut diciptakan tanpa persiapan oleh Addie. “Makan malam bagi kami hukumnya wajib di meja, kecuali kalau kami ada pekerjaan di luar. Ketika mau makan, tiba-tiba kepikiran mencoba piano. Memes nyanyi, ya sudah, mengalir begitu saja,” kata Addie yang didampingi Memes ketika ditemui di lub XXI Plaza Senayan, Jakarta, Senin (10/12). Bagi Memes, ini adalah lagu pertama yang dibuat Addie setelah delapan album dirilisnya. “Saya sangat tersanjung karena harus menunggu 20 tahun. Selama ini, Mas Addie cuma terlibat dalam aransemen saja, belum pernah membuatkan lagu khusus,” ujar Memes. Selain Addie, kado spesial lainnya datang dari buah hati mereka, Kevin Aprilio, yang membuatkan sekaligus mengaransemen dua lagu, “Cinta Sempurna” dan “Gemilang Cinta”. Konser ini akan menyertakan Twilite Orchestra (TO) yang dipimpin Addie MS. Ini merupakan sebuah konser yang amat berbeda bagi TO. Selama ini TO selalu me-ngusung misi penting me-masyarakatkan musik simfoni di Indonesia. Per-jalanan konser mereka pun selalu tidak pernah jauh dari musik klasik, semi klasik, musik film, dengan sedikit sekali unsur pop. Namun, di konser kali ini TO tidak menyertakan misi mereka. Baca lebih lanjut

Slank Agungkan Cinta dan Wanita di Usia Ke-24

Posted in Uncategorized on April 9, 2008 by jazzmuziek

Jakarta – Untuk memeriahkan hari jadinya yang ke-24 (26 Desember 1983-2007), grup band Slank akan menggelar konser musik bertajuk “From Slank With Love” di Pantai Carnaval Ancol, Sabtu (29/12) mendatang.
Sesuai kebiasaan konser-konser ulang tahun yang terdahulu, kini Slank juga mengusung sesuatu yang unik dan berbeda.
Kali ini, Slank mengkhususkan diri buat berkolaborasi dengan sederet vokalis perempuan; terdiri dari Maia, Melanie Subono, Sarah “Indonesian Idol”, T2, Julia Perez, Dewi Persik, Sherina, Astrid dan Nirina Zubir. Selain itu, ada penampilan bintang tamu asal Jepang, The Big Hip.
Yang pasti, semua akan menyanyikan lagu-lagu lama dan baru milik Slank. Seluruhnya ada 23 lagu.


“Kami selalu ingin menciptakan suasana spesial di konser perayaan ulang tahun Slank,” ujar drumer dan penggagas Slank, Bimbim di kediamannya, Gang Potlot III/14, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Rabu (26/12) siang.
“Lagu-lagu yang dipilih sengaja bertema cinta. Kita memang belum pernah membikin sesuatu yang mengangkat masalah perempuan. Kebetulan sekarang ini berita segala macem tentang perempuan sedang booming.
Banyak perempuan yang jadi sorotan, apakah itu soal prestasinya atau bahkan aibnya. Kenapa juga kami memilih tema cinta dan perempuan, karena pada setiap 22 Desember ibu-ibu kita juga berulang tahun,” jelas vokalis Slank, Kaka.
Di usianya yang sudah mendekati seperempat abad itu, Slank menebar harapan perubahan bagi generasi muda dalam mengagungkan cinta. “Kami ingin menebar cinta di usia kami sekarang ini.

Baca lebih lanjut

Trio Macan Siap “Melahap” Asteng dan Suriname

Posted in Uncategorized on April 9, 2008 by jazzmuziek


Oleh
John JS

Jakarta – Sesudah dikenal luas, biasanya ada yang meniru. Di lingkup bisnis apa saja, menjiplak ataupun mengekor seakan tiada hukum yang pasti, termasuk dalam karya pertunjukan musik.
Gaya menghibur Project Pop, seperti pernah dibilang Yosi Mokalu, ditiru Wong Pitoe dan Seurieus. Sebaliknya Nidji yang kini melambung, tak memungkiri “mengekor” The Killers dan Cold Play.
Tetapi, persoalan bisa rumit apabila citra penampilan (:merek dagang) dimanipulasi dan disalahgunakan seperti yang menimpa Trio Macan. Proses tuntutan hukum masih berjalan, ungkap Lia-Iva-Dina (Trio Macan), “Kami masih menunggu iktikad baik dari oknum-oknum yang memanfaatkan nama kami dalam konser dangdut di sejumlah daerah.


” Namun, dengan semakin sering Trio Macan muncul di layar televisi, diyakini sikap bersalah itu bisa hilang sendiri, karena masyarakat tambah cerdas dalam memilih siapa Trio Macan yang sesungguhnya.
Layaknya artis profesional, ternyata mereka tak harus terganggu dengan “ancaman kerugian” semacam itu. Mereka malah tengah bersiap diri untuk melaksanakan rencana konser tur di Asia Tenggara (Asteng) dan Suriname.
Malah sebetulnya, Trio Macan menjelang perayaan tutup tahun 2007 diundang pihak Kedutaan Besar RI di Denmark untuk menghibur di sana. Namun, kembali lagi profesionalitas kerja, Lia-Iva-Dina menolak undangan tersebut lantaran mereka sudah menandatangani kontrak buat menghibur pencinta musik dangdut di Taman Mini Indonesia Indah dalam Konser Gemintang Artis Tahun Baru.

Baca lebih lanjut

Bob Dylan Dianugerahi Pulitzer

Posted in Uncategorized on April 9, 2008 by jazzmuziek


New York – Berkat Bob Dylan, rock ‘n’ roll akhirnya mendobrak dinding Pulitzer. Dylan, penulis lagu yang paling dipuji dan sangat berpengaruh pada separo abad ini, yang membawakan rock dari jalanan hingga ruang kelas, menerima Penghargaan Pulitzer yang bergengsi, Senin (7/4), karena “pengaruh mendalamnya terhadap musik dan budaya Amerika populer, ditandai komposisi lirik dari kekuatan puitik yang sangat luar biasa.”
Ini untuk pertama kalinya para juri Pulitzer, yang merindukan musik klasik dan jazz, memberi penghargaan sebuah bentuk seni yang pernah dicap sebagai barbar, dan bahkan subversif.


“Saya tidak mempercayainya,” kata penggemar Dylan dan juga pemenang Pulitzer, Junot Diaz, saat pemberian penghargaan Dylan.
Karya Diaz, “The Brief Wondrous Life of Oscar Wao,” sebuah cerita tragis, tetapi humoris tentang nafsu, politik dan kekerasan di antara rakyat Dominika di kampung halaman dan di Amerika Serikat, memenangkan penghargaan fiksi.
“Saya kerap buntu dan merasa ragu-ragu,” katanya kepada The Associated Press tentang proses penulisan, dan itu termasuk bagian tentang Dylan.
“Bob Dylan adalah masalah bagi saya,” kata Diaz, yang juga menerbitkan kumpulan cerpen. “Saya mempunyai satu bagian sepanjang 40 halaman, dan seluruh bab dirancang mengenai lirik Bob Dylan selama periode dua tahun (1967-69). Pada bagian akhir, saya ingin menutup kekaguman saya kepada Bob Dylan.”

Baca lebih lanjut

“A Mild Live Wanted” Indonesia Timur, Magneto Juara, tapi Masih Harus Dibenahi

Posted in musik pop-R n B-rock on April 9, 2008 by jazzmuziek

Oleh
John JS

Makassar – Meski mengeluhkan tata cara kolaborasi yang tanpa menggunakan latihan bersama lebih dulu, ternyata gitaris Gigi, Dewa Budjana, mau juga muncul “menemani” salah satu finalis utama “A Mild Live Wanted” regional Indonesia Timur. Budjana tampil bersama Mr X (asal Papua) saat menyanyikan lagu undian, “Terbang”, di Pantai Akarena, Makassar, Minggu (24/2) malam.
Saya mengucapkan terima kasih, karena sudah dapat kepercayaan dari Budjana. Kalaupun kami kalah (jadi runner-up), tetapi sudah bisa jadi contoh bagi band-band lain di Jayapura,” komentar Okky, pemain bas Mr X, mewakili personel yang lain.

“Kami mungkin berencana mengulang ikut di A Mild Live Wanted (AMLW) tahun depan. Tetapi, siapa tahu juga ada label rekaman yang naksir kami lebih dulu,” ungkap Okky, tertawa.
Mr X yang dikalahkan band tuan rumah Makassar, Magneto, baru saja delapan bulan terbentuk dan terdiri dari para individu pemusik yang sudah lama ngeband.
“Setelah dapat vokalis, kami melakukan latihan-latihan bareng. Tetapi sulit juga untuk latihan rutin, karena kami sibuk dengan pekerjaan masing-masing di Pemda, Departemen Perhubungan dan Pertamina. Saya bekerja di Pertamina,” kata vokalis Lamet. Baca lebih lanjut